Phra Mangkorn oleh Kruba Aliyachart, Naga Penjaga dan Pembawa Keberuntungan
#455
- Phra Mangkorn ( Great Fortune Jade Dragon / Shenlong) dengan tanam 3 gem di depan
- Master: Kruba Aliyachart
- Kuil: Wat Sang Kaew Phothiyan
- Tahun 2012
- Box bertulis Dhamma Sathan Mongkol Dhamma (ธรรมะสถานมงคลธรรม)
- Termasuk box original
Amulet Naga Merah Thailand ini berbentuk bulat dan berwarna agak kemerahan, dengan ukuran yang agak besar, memiliki 3 gem dibagian depan dengan image Phra Mangkorn (Naga Sakti). Menggunakan bahan material powder (bubuk), pada bagian belakang terdapat diagram yang saya kurang mengerti itu diagram apa, sekilas mirip gaya fengshui.
Sebagian masyarakat Thailand percaya bahwa naga melambangkan kekuatan, perlindungan, keberuntungan, kemakmuran, dan kebijaksanaan. Mereka dipandang sebagai penjaga dan pembawa keberuntungan.
Tentang Kruba Aliyachart
Kruba Aliyachart adalah seorang bhikku terkenal di utara, lahir 9 Januari BE 2524 di Chiangmai. Saat ibunya hamil, sudah mendapat petanda dari dua kali mimpi aneh. Ketika Kruba Aliyachart lahir, dokter menyuruh ibunya untuk mendidiknya dengan perawatan yang tepat karena ia diyakini memiliki bakat luar biasa setelah ia besar nanti, sang dokter tidak pernah melihat bayi yang mempunyai ciri luar biasa sepertinya. Dan betul saja, Dia belajar lebih cepat dan mengerti lebih baik dari anak lainnya.
Antara usia 7 hingga 8 tahun, Kruba Aliyachart melihat seorang nelayan sedang memancing. Ikan itu meronta-ronta di jaring dan tampak kesakitan. Namun dia tidak mengerti mengapa hewan-hewan itu harus diperlakukan seperti ini dan diam-diam melepaskan semua ikannya. Sejak saat itu, dia mulai memiliki pertanyaan yang belum terjawab tentang kehidupan. Dia baik hati dan selalu membebaskan hewan sejak kecil. Dia diam-diam akan melepaskan hewan-hewan itu setiap kali dia melihat ayah atau tetangganya menangkap ikan atau katak.
Dia mulai belajar Dharma pada usia 12 tahun. Setelah bernegosiasi dengan orang tuanya, dia mulai belajar Dharma di Wat Chaichana di Provinsi Lamphun.
Kruba Chantip mengetahui bahwa Kruba Aliyachart adalah anak yang pandai dan memiliki berkah agama Buddha. Karena itu dia telah mewariskan semua ilmunya kepadanya dan mengajarinya membaca naskah Lanna dan memahami ilmu hitam. Kruba Aliyachart mempelajarinya dengan baik dan penulisan kitab sucinya sangat indah. Kruba Chantip merasa puas dengan kemampuannya.
Kruba Aliyachart ditahbiskan sebagai samanera (biksu pemula) pada usia 17 tahun dan tinggal di Wat Chaimongkol sementara waktu. Kemudian dia ingin pergi keluar untuk belajar ilmu magis, Ke Wat Bandid untuk mempelajari ilmu magis dari Ajarn Manid, kemudian setelah selesai belajar Dharma dari Ajarn Bud.
Kruba Aliyachart menghadapi banyak kendala selama latihan perjalanannya. Kadang-kadang dia berlatih di hutan atau kuburan pada malam hari tetapi dia tidak takut sama sekali dan tidak pernah menyerah.
Pada BE 2542, kepala biara Wat Chaimongkol meninggal dunia. Kruba Aliyachart saat itu berusia 18 tahun dan harus kembali ke Wat Chaimongkol untuk mengambil alih kuil sementara. Pada tanggal 28 April BE 2544 ia resmi ditahbiskan menjadi biksu.
Pada tanggal 9 Mei 2549, ketika Kruba Aliyachart berusia 25 tahun, ia memutuskan untuk membangun kuilnya sendiri yang bernama Wat Sang Kaew Phothiyan. Merak adalah simbol kuil ini, sehingga dia kadang dijuluki raja merak.
Lambang yang digambarnya mirip dengan gambar burung merak dan lambang suci tersebut mempunyai hasil perlindungan. Ia akan menguduskannya agar mempunyai efek menghindari bahaya dan bencana. Dia memiliki ketertarikan khusus dengan burung merak. Karena burung merak dikenal sebagai rajanya burung. Ini tidak hanya mewakili simbol kekayaan dan kekuasaan, tetapi juga sangat petanda baik dan sangat dicintai oleh para pengikutnya.
Dia kadang berlatih dalam pengasingan. Dia biasa mengisolasi dirinya selama 13 hari dengan menggali lubang sedalam 3 meter di bawah tanah dan bermeditasi di sana. Dia bisa tidak akan makan atau minum karena dia memiliki tingkat latihan yang mendalam. Hal ini dianggap sebagai pencapaian tinggi seorang biksu seusianya. Kruba Aliyachart juga sering menjalankan praktik Kruba Srivichai yang terkenal.