Rooplor Kruba Duang dee, edisi 99 tahun (amulet dengan 100 manfaat)






#411
  • Rooplor 
  • Master: Kruba Duang dee
  • Kuil: Wat Thajampee (Wat Tha Champi / Wat Tha Jum Phi ), Chiangmai 
  • Edisi (99th anniversary)
  • Termasuk box original
Selain Kruba Srivichai, ada juga beberapa biksu Thailand Utara lainnya seperti Luang Pu Waen dan Luang Phor Kasaem yang telah mendapatkan penghormatan nasional. Namun, tokoh paling terkenal dalam sejarah Lanna saat ini adalah Phra Mongkolwisut atau Kruba Chao Duangdee Suphatto, mantan kepala biara Wat Tha Champi, salah satu biksu guru terbaik di Chiangmai yang dikenal sebagai generasi terakhir murid Kruba Srivichai.

Kruba Chao Duangdee Suphatto, atau biasa disingkat Kruba Duang Dee, lahir pada tanggal 26 April 2449 di Ban Tha Champi, Provinsi Chiang Mai pada masa pemerintahan Yang Mulia Raja Chulalongkorn, Raja Rama V, bersamaan dengan masa Por Chao Inthawichayanon (Chao Maha Chiva) Penguasa Chiang Mai. 

Dia adalah penduduk asli desa Tha Champi sejak lahir. Orang tuanya adalah petani. Nama ayahnya adalah Por Oob dan nama ibunya adalah Mae Chan. Kruba Duangdee memiliki 8 saudara kandung dari orang tua yang sama, 4 laki-laki, 4 perempuan dan Yang Mulia adalah anak ke-7 dalam keluarga.

Pada usia 13 tahun, Kruba Duangdee dibawa ke hadapan Kruba Sriwichai yang pada saat itu datang untuk memulihkan kota Chiangmai pada tahun BE2462. Kruba Srivichai merasa senang dan dia memberi tahu Kruba Duangdee bahwa “Jika Anda ditahbiskan menjadi biksu, maka Anda datang dan tinggal di Wat Phra Singh dan akan berteman dengan Sing Dam” (cucu kandung Kruba Sriwichai).

Kruba Duangdee kemudian ditahbiskan. Ia belajar dan berlatih di bawah bimbingan Kruba Srivichai hingga ia berusia 32 tahun. Kemudian dia mengikuti jejak Kruba Srivichai dan melakukan perjalanan jauh untuk membangun kuil di wilayah utara sebelum kembali membangun Wat Tha Champi.

Pada usia 42 tahun, Kruba Duangdee mendapat gelar Chao Awat Kecamatan Thung Satok. Namun, biarpun beliau dibebani tugas di Sangha, dia tetap tidak mengabaikan pelaksanaan meditasi Vipassana dan praktik wetmon Lanna kuno. Selain pembangunan dan perluasan Wat Tha Champi, Yang Mulia juga menjadi kekuatan utama dalam pembangunan dan pemugaran hampir setiap kuil di wilayah tersebut serta proyek filantropi lainnya baik itu jalan, ubosot, viharn, chedi, jembatan, atau bahkan sekolah dan rumah sakit. Oleh karena itu, Yang Mulia telah memanfaatkan wetmon Lanna kuno yang dia pelajari dari Kruba Srivichai untuk membuat dan menyucikan berbagai benda suci guna mengumpulkan dana untuk kegiatan tersebut.

Benda-benda suci yang dibuat dan disucikan oleh Yang Mulia bernilai tinggi, namun tetap diterima dengan baik oleh para pengikut, penganut, dan kolektor. Setelah mengabdi pada Sangha selama 83 tahun, Kruba Duangdee memasuki parinibbāna (meninggal) pada usia 104 tahun pada tanggal 6 Februari 2010.

Rooplor dari Kruba Duangdee ini dikenal dengan 100 manfaat. Namun sangat popular untuk bisnis, berdagang, keberuntungan dan rezeki serta Metta, banyak sekali Metta. Melindungi dari segala bahaya dan baik untuk menghindari bahaya.

 

LihatTutupKomentar