Biografi Kruba Krissana, Sang Raja Amulet Butterfly


Kruba Krissana adalah Biksu Thailand Selatan yang sangat terkenal di dunia Internasional, pengikutnya ada yang berasal dari Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Indonesia, China, Hongkong, Taiwan bahkan Jepang.

Bermula dari Tudong kemudian Gubuk Kecil, kini Kruba Krissana adalah pengurus dan kepala kuil Wat Waeruwan. Kruba Krissana sangat terkenal dengan amuletnya yang mempunyai ciri khas tema Kupu-kupu (butterfly).

Total ada 4 Kuil yang terkait dengan dirinya, Kuil Wat Pa Maha Wan, Kuil Wat Waeruwan, Wat Arsomsatharn (Wat Asom), dan Wat Buriram. 

Kruba Krissana tinggal di kuil pertama Wat Mahawan pada rentang waktu BE2536-2544 (1993-2001), kemudian pindah ke Wat Weruwan dan disana tinggal dari tahun BE2545 sampai BE2549 (2002-2006), kemudian pindah lagi ke Wat Arsom pada tahun BE2550 dan menjadi tempat tinggalnya sampai sekarang. Kuil keempat yang terkait adalah Wat Buriram, yang mana Kruba Krissana terkadang tinggal di sini sekali-kali sejak tahun BE2556.

Kruba Krissana mulai terkenal di provinsi asalnya karena amulet Salika, banyak penduduk setempat yang mengenal Kruba Krissana karena Burung Salika Ajaibnya meningkatkan Kekayaan dan Kebaikan Cinta Metta mereka. Salika-nya diperkenalkan pertama kali pada tahun BE2536 yang mana Kruba membuat amulet batch pertamanya.

Amulet Burung Salika melambangkan Burung Surgawi yang hidup di Hutan Suci, Hutan Himapan. Setiap kali Salika Berkicau, Para Malaikat dan Makhluk Suci lainnya akan berkerumun dan Mendengarkan Indahnya Suara Burung Salika. Jadi kapan pun Anda berbicara sambil memakai amulet Salika, orang akan senang mendengarkan Anda.

Kemudian nama besar dia kembali meroket drastis pada tahun BE2543 (2000), saat Kruba Krissana mengeluarkan amulet batch baru berbentuk Kupu-kupu yang diberi nama Thep Jam Leng. Amulet butterfly ini memiliki 6 jenis bahan. Amulet Kupu-kupu adalah Amulet yang menggabungkan Dewa Siwa dan istrinya Mae Uma, alias Parvati. 

Dengan Kesaktian Amulet Kupu-Kupu banyak peminat Kruba Krissana yang merasakan peningkatan Kekayaan dan Keberuntungan, Diberkahi Kharisma Agung dan Metta Cinta Kasih, Pernikahan Bahagia, Kelancaran Hidup dan Karier, Perlindungan dari Nasib Buruk, Terhindar dari Bahaya dan masih banyak lagi.

Pada tahun BE2545, beliau merilis Thep Barc Sah. Thep Barc Sah dibuat oleh Kruba Krissana di Wat Pa Maha Wan pada BE 2545 untuk menggalang dana Pembangunan Kuil Wat Tar Sen di Provinsi Zhang Wat Tad.

Amulet Thep Barc Sah merupakan Fusion Amulet dari 2 Amulet Kruba Krissana yang Paling Populer dan Efektif, yaitu Butterfly Amulet dan Salika Bird Amulet. Dengan memakai amulet Thep Barc Sah sama baiknya dengan memakai 2 Jimat Terbaik Kruba Krissana serta mempunyai Berkah Ganda dan Kekuatan Ganda.

Kehidupan Awal

Sejak usia muda, ia mempelajari pengobatan tradisional, praktik pengobatan kuno, tanaman obat, dan mantra. Ketika dewasa, ia ditahbiskan sebagai yogi berjubah putih dan melakukan perjalanan ke Gunung Khuai di Republik Demokratik Rakyat Laos, tempat berkumpulnya berbagai praktisi ilmu gaib dan magis. Di sana, ia belajar ilmu gaib dan magis dengan seorang pertapa, mengadopsi nama Yogi Guru Kruba Krishna Intawanno.

Krishna Intawanno lahir pada hari Minggu, 1 Agustus 1954, di Ban Tonod, Distrik Non Sung, Provinsi Nakhon Ratchasima, sebagai anak kesembilan di keluarga. Nama aslinya adalah Sarudet Tubklang. Orang tuanya adalah praktisi pengobatan tradisional, meneruskan tradisi keluarga. Oleh karena itu, ia mempelajari pengobatan tradisional, praktek pengobatan kuno, tumbuhan obat, dan mantra sejak kecil.

Ketika dewasa, dia ditahbiskan sebagai yogi berjubah putih dan melakukan perjalanan ke Gunung Khuai di Republik Demokratik Laos, di mana dia belajar ilmu gaib dan magis dengan seorang pertapa. Setelah mengabdi dan belajar kepada gurunya serta memperoleh ilmu yang cukup, ia kembali ke Thailand dan hidup sebagai umat awam untuk sementara waktu. Dia akhirnya menjadi kecewa dengan kehidupan duniawi dan memutuskan untuk ditahbiskan dalam agama Buddha. Dia berkonsultasi dengan Khun Suraphan dan Khun Malee Ngamchitsuksri, pemilik Roongsin Construction Co., Ltd., yang mendukungnya.

Kruba Krishna ditahbiskan pada tanggal 27 Oktober 1979, di Wat Khok U Thong di Kecamatan Pho Ngam, Distrik Prachantakham, Provinsi Prachinburi. Kepala biara, Phra Kru Thammarong Photikhet, adalah pembimbingnya, Phra Ajarn Fan Chutintaro adalah gurunya, dan Phra Ajarn Klom Wimlo adalah mentornya. Ia menerima nama biara "Intawanno".

Setelah ditahbiskan, didorong oleh kecintaannya pada belajar, ia mempelajari kitab suci Buddha baik dari Tripitaka maupun dari berbagai guru yang berpengetahuan. Dengan keyakinan yang teguh pada agama Buddha, ia mengembara melalui hutan dan pegunungan untuk berlatih meditasi dengan ketat, mengabdikan hidupnya pada agama Buddha.

Kruba Krishna melakukan perjalanan sendirian melalui hutan lebat dan daerah pegunungan Isaan, kembali ke Gunung Khuai di Laos untuk mempelajari lebih lanjut berbagai seni magis. Ia kemudian melakukan perjalanan ke Kamboja sebelum kembali ke Thailand melalui Provinsi Chanthaburi. Pada tahun 1989, Kruba Krishna datang untuk berlatih pertapaan di pegunungan Chom Thong, di atas Bendungan Mun Bon di Distrik Khon Buri. Ketika penduduk setempat mengetahui tentang seorang biksu yang mempraktikkan pertapaan di hutan, mereka secara teratur pergi mencarinya untuk melakukan kebajikan dan menerima ajaran darinya.

Akhirnya, penduduk desa Khlong Yang mengundang Kruba Krishna untuk memimpin pembangunan Biara Hutan Maha Wan, sebuah tempat suci bagi agama Buddha. Biara ini secara resmi dinyatakan sebagai Kuil Hutan Maha Wan berdasarkan peraturan Sangha Thailand pada tahun 1993.

Kruba Krishna Intawanno adalah seorang biksu geji dari kota Korat yang menciptakan amulet "Thep Chamlaeng Phamorn" dengan bentuk yang berbeda dari amulet pada umumnya. Amulet ini menampilkan Dewa Siwa (Ishwara) dan Dewi Uma, pasangan abadi yang saling berhadapan. Dari sudut pandang lain, amulet ini tampak seperti kupu-kupu yang indah dengan keindahan artistik yang luar biasa, dilengkapi dengan tulisan kuno "Dewa Nakee" yang sudah berusia ribuan tahun.

Dalam hal ritual pemberkatan amulet, Kruba Krishna menggunakan ilmu sihir yang kompleks dan berbeda dari biksu geji lainnya. Ilmu ini disebut "Mantra Thirayan" yang memiliki kekuatan universal, dipelajari dari "Puu Ruesi Bangbod" di Laos dan berbagai biksu geji di Kamboja selama lebih dari 20 tahun.

"Thep Chamlaeng Phamorn" adalah amulet yang unik dalam hal bentuk, bahan, dan ritual pemberkatan. Terbuat dari 108 jenis serbuk khusus yang tidak ditemukan pada amulet lain, amulet ini diisi dengan kekuatan magis yang berfokus pada keberuntungan dan daya tarik. Oleh karena itu, amulet ini sangat dicari oleh para murid, tidak hanya di Thailand tetapi juga di Singapura, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, dan banyak umat Buddha di negara-negara Barat. Mereka semua sangat mempercayai dan menghormati setiap amulet yang dibuat oleh Kruba Krishna.

Legenda Dewa Kupu-Kupu, atau lebih dikenal dengan Thep Jam Leng, konon berasal dari enam ratus tahun yang lalu di alam spiritual Kamboja. Hal itu dibawakan oleh guru spiritual berjubah putih yang bermeditasi di hutan. Bertentangan dengan gambar baru, para ahli mengatakan bahwa amulet bergambar kupu-kupu pernah muncul pada BE 2482 dan kemudian menghilang hingga beberapa tahun terakhir. Hal ini dikarenakan Wicha yang mengundang Thep Jam Lang disimpan dan diketahui hanya oleh beberapa biksu.

LihatTutupKomentar